Selasa, 23 Maret 2010

Program Laptop Si Unyil Dalam Proses Pembelajaran Anak – Anak :-D


Sekarang dapat dipastikan tayangan yang menghiasi layar pertelevisian kita masih jauh dari tujuan pendidikan kepada anak – anak, apalagi kalau sudah diatas jam enam sore dapat dipastikan banyak sekali tayangan sinetron yang sarat akan kekerasan dan kesedihan menghiasi layar kaca Indonesia. Hal ini sangat disayangkan karena dapat dikatakan itu menandakan bahwa pertelevisian Indonesia masih memiliki orientasi yang kurang kuat demi kemajuan pendidikan di Negeri kita, dan hal ini pula yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan kualitas mental bangsa.

Selain konten tayangan yang masih jauh dari tujuan edukasi kepada anak – anak, sayangnya tayangan untuk anak – anak pun kini banyak yang datang dari luar negeri (produk Import), dan kecenderungan produk asing tersebut yang biasanya jauh lebih unik dan menggunakan teknologi mutakhir dalam pembuatannya menyebabkan banyak anak – anak yang jauh lebih menyukai konten dari luar tersebut dari pada konten lokal milik bangsa sendiri.

Namun sahabat tidak perlu resah, sebab masih ada beberapa stasiun TV yang mengedepankan siaran edutainment untuk anak – anak, sebagai program unggulannya. Disini saya akan ambil contoh tayangan “Laptop Si Unyil” yang ditayangkan di Trans 7 setiap hari Senin sampai dengan Jum’at pukul 13.00 WIB. Dahulu, tepatnya di era 80-an tokoh Si Unyil yang pintar dan baikcukup dikenal di kalangan anak – anak, didampingi oleh Pak Ogah yang bersifat pemalas dan Pak Raden yang galak.

Kini tokoh tersebut ditampilkan kembali di layar Trans 7, dan dikemas semenarik mungin untuk disajikan kepada anak – anak. Jika sahabat amati, tayangan ini memiliki manfaat yang mudah untuk diserap, artinya ilmu yang disajikan dalam tayangan ini disampaikan secara jelas, dan ringan sehingga anak – anak atau bahkan orang dewasa yang menonton dapat segera menangkap maksud yang ingin disampaikan dalam tayangan ini.
Pemilihan tokoh Si Unyil yang sengaja tetap mempertahankan ketradisionalan boneka unyil, dengan begitu anak – anak justru merasa bahwa tayangan ini unik dan lucu. Dari sini anak – anak dapat belajar banyak, salah satunya melalui program yang menanyangkan sejarah dan proses pembuatan lampu dan bagaimana cara menyalakan lampu dengan kincir air yang dihubungkan dengan dynamo bermagnet (konsep perubahan energi). Melalui tayangan tersebut anak – anak menjadi tahu bagaimana lampu dapat dibuat, sebuah ilmu yang mungkin tidak ia dapat disekolah, namun dapat ia peroleh dari tayangan televisi, dengan penyampaian yang mudah diserap.

Laptop Si Unyil merupakan program yang tidak saja menyajikan hiburan tapi juga tayangan yang mendidik bagi pemirsanya yaitu terutama anak –anak.

Ayo ajak adik – adik, saudara anak bahkan teman dan diri kita sendiri untuk menyaksikan tayangan ini ☺. 

Selasa, 16 Maret 2010

Siaran EDUTAINMENT sebagai peluang bagi Industri pertelevisian di Indonesia




EDUKASI, kalimat ini mungkin sering terngiang di telinga kita, namun saya ingin sedikit mengingatkan kepada pembaca sekalian tentang makna sesungguhnya dari kalimat tersebut. Menurut bangsa Romawi, edukasi atau educare adalah mengeluarkan dan menuntun tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa sejak dilahirkan di dunia. Menurut sumber yang saya dapat, selain bangsa Romawi, yaitu bangsa Jerman dan juga ras Jawa kesemuanya mengatakan bahwa pendidikan memang merupakan hal yang disampaikan untuk anak – anak , hal ini dikarenakan karena anak – anak ibarat spons yang mampu meyerap banyak hal dan secara cepat belajar dari apa yang datang kepadanya (baik itu suara, tulisan, gerak dsb).

Namun ini bukan berarti bahwa pendidikan tidak dapat dinikmati oleh orang di usia remaja ataupun usia dewasa, hanya saja daya serap yang dapat dicapai orang usia remaja dan dewasa tidak sama jika dibandingkan dengan mereka yang masih anak – anak, dan tentunya proses belajar tidak akan pernah berhenti mulai dari kita dilahirkan sampai dengan kita tiada.
Proses edukasi juga dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain penyampaian satu arah yang biasanya dilakukan dengan cara verbal atau visual, penyampaian materi kolaboratif atau diskusi dan penyampaian materi verbal secara visual motorik, semuanya memiliki keunggulan dan kelemahannya masing – masing.

Ditengah maraknya Industri pertelevisian Indonesia, semua stasiun pertelivisian saling berlomba – lomba untuk menyajikan konten acara yang dapat meraih rating tinggi. Konten acara yang disajikan televisi Indonesia merupakan salah satu sarana pembelajaran yang tergolong dalam pembelajaran satu arah dimana audiens tidak diberi kesempatan untuk memberikan feed back secara langsung. Namun “Apakah memang semua konten yang disajikan oleh televisi Indonesia merupakan wadah atau tempat yang tepat dalam proses belajar mengajar ?”, tulisan ini akan membawa kita untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Disamping acara – acara entertainment yang disajikan pertelevisian, seperti halnya acara musik, sinetron ataupun reality show, kini pertelevisian Indonesia sengaja mengusung konten yang mereka sajikan dengan konsep EDUTAINMENT dimana, isi dari siaran tersebut merupakan gabungan antara konten pendidikan dan pengemasan konten yang menarik serta komunikatif. Ini membuktikan bahwa sebenarnya televisi bukan hanya sebagai sarana hiburan semata, namun juga dapat dijadikan wadah dalam proses belajar dan mengajar.
Mengapa edutainment tersebut dapat dikategorikan sebagai wadah dalam proses pembelajaran?. Tentunya karena adanya pesan pendidikan yang disampaikan didalamnya sebab itulah sesungguhnya yang terpenting dalam proses belajar dimana ada materi pendidikan yang disampaikan untuk nantinya dapat diserap dan bermanfaat bagi penerimanya. Misalnya pada acara “Laptpo si Unyil” di Trans 7 yang mengusung bagaimana cara pembuatan sepeda. Acara ini dikemas sedemikian mungkin sehingga tidak membosankan dan disukai pemirsa, dari acara ini anak – anak dapat belajar bagaimana sepeda dapat dibuat dan memberikan pembelajaran baru bagi anak – anak bahwa membuat sepeda adalah hal yang tidak sulit jika mau dipelajari. Selain itu ada juga Trans TV yang pernah memiliki program “Surat Sahabat” yang mengemas perjalanan sahabat dan asyiknya bermain di kota lain yang jauh dari hiruk pikuk ke glamouran kota besar,hal ini dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi anak –anak atau pemirsa yang ada di kota Lainnya. TVRI dengan banyaknya siaran kuis yang dilakukan seperti cerdas cermat antar sekolah, dan siaran edukasi lainnya seperti pembelajaran bahasa Inggris bersama atau mata pelajaran lainnya di sekolah. Ada juga TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) yang meyiarkan sinetron yang sarat akan hikmah seperti “Si Entong” dimana jalan ceritanya memberi pembelajaran kepada anak bahwa menjadi anak yang baik akan membuat hidup kita akan baik dan disukai banyak orang. Global TV yang menyiarkan “Dora” dan “BluesClues” sebagai acara pendidikan yang interaktif dan menyenangkan dengan metode penyampaian yang berulang - ulang.

Melalui program Edutainment tersebut, setiap stasiun televivi dapat menyesuaikan metode penyampaian sesuai dengan target pasar yang dibidik, misalnya untuk anak usia dini 1- 5 tahun pembelajaran dapat disampaikan dengan metode habituation dimana belajar dilakukan melalui stimulus yang diulang atau dilatih. Atau untuk usia anak – anak Sekolah Dasar dapat menggunakan metode Observation Learning dimana proses pembelajaran dilakuakan dengan meningkatkan pengetahuan melalui proses pengamatan pada objek. Ketika stasiun pertelevisian menerapkan metode yang tepat sasaran, maka dapat dipastikan bahwa acara tersebut dapat disampaikan dengan efektif, dan dengan konten yang menarik maka hal tersebut dapat mendorong minat pemirsa untuk menonton dan secara otomatis dapat menyebabakan tingginya rating acara tersebut. Disamping itu ada pula hal – hal yang penting dalam pendidikan, salah satunya adalah dimana dibutuhkan adanya kesinambungan. Maka sangat disayangkan apabila sebuah acara yang berkonten Edutainment kemudian putus ditengah jalan tanpa adanya kejelasan. Hal ini tidak memberikan kesinambungan pada proses belajar yang sedang dijalankan anak – anak atau pemirsa sebagai target acara tersebut. Ketika orang sedang belajar dan tertarik untuk memperdalam ilmu yang sedang dipelajarinya, maka orang akan merasa penasaran dan ingin tahu bagaimana pelajaran tersebut di pertemuan selanjutnya, dan ketika keingintahuan tersebut tidak terjawab maka pemirsa akan merasa kecewa dan dapat menyebabkan turunnya motivasi untuk terus mencari tahu dan akhirnya pembelajaran tersebut putus ditengah jalan, belum sempurna dan mudah dilupakan bahkan hilang dalam benak pemirsa. Hal inilah yang patut dihindari oleh stasiun televisi manapun dalam menayangkan program edutainmentnya

Ketika pertelevisian Indonesia mampu menerapkan konsep Edutainment yaitu memasukkan pembelajaran dalam acara – acara yang disajikan, dengan didukung metode penyampaian yang tepat (disesuaikan dengan umur dan selera target pasar) serta penyajiannya yang berkesinambungan dimana tidak putus di tengah jalan sampai menemukan saat yang tepat untuk tidak ditayangkan lagi atau diganti dengan acara lain. Saya yakin ditengah peluang yang masih terbuka lebar saat ini, yaitu dimana masih sangat sedikit stasiun televisi yang fokus atau sekedar menyajikan konten edukasi dalam industri televisinya, acara edutainment tersebut dapat tumbuh, berkembang bahkan menjadi maju sebagai acara yang menyumbangkan rating tertinggi bagi pertelevisian Indonesia.

Jaya terus pendididkan Indonesia
Jaya terus Industri pertelevisian Indonesia.

Elissa Kurnia Dini
Mahasiswi IM Telkom
16 Maret 2010

Selasa, 09 Maret 2010

Indonesia Menjawab Perkembangan Teknologi, Siapa Takut?

Facebook gue di hack !”, ini adalah kalimat yang terlontar dari mulut teman saya ketika mendapati facebook dan emailnya tidak dapat ia akses lagi. Belakangan ini, isu mengenai “ hacker Facebook” memang sedang menjadi topik hangat yang diperbincangkan di masyarakat sekitar, bagaimana tidak situs yang kini menjadi andalan dalam berhubungan sosial ini, kini seperti sudah menjadi santapan sehari – hari masyarakat Indonesia. Namun, miris memang, seiring dengan perkembangan teknologi ternyata tidak menjamin adanya perkembangan kepribadian dari masyarakat kita sendiri. Berkembangnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi dan menggunakan teknologi tidak seharusnya dijadikan ajang untuk merugikan orang lain, namun selayaknya kesempatan ini kita gunakan sebagai ajang untuk memompa semangat kita sebagai rakyat Indonesia dalam bersaing di dunia teknologi yang serba modern.

Banyak hal dari berkembangnya teknologi yang sebenranya dapat kita jadikan peluang dalam menghadapi teknologi yang serba modern ini, misalnya melalui situs jejaring sosial atau blog kita dapat memperluas jaringan untuk bertukar ilmu dalam bidang teknologi, selain itu kita juga dapat menjalin hubungan bisnis guna mempermudah akses teknologi yang masuk ke Indonesia.

Pertanyaannya, “Apakah Indonesia sanggup menghadapi masa depan modern  berbasis teknologi yang mudah di akses ?”. Sebenarnya konteks pertanyaan tersebut kurang tepat jika dikatakan “ menghadapi masa depan ”, karena sesungguhnya masa depan itu telah datang,yang mana kita telah menghadapinya saat ini. Lihat saja, sekarang hampir sebagian besar rakyat Indonesia sudah mampu mengoperasikan komputer, handphone, dan juga dapat mengakses internet tanpa merasa kesulitan, selain itu produk – produk teknologi sudah banyak bertebaran dan  di jadikan sebagai gaya hidup dan kebanggaan di masyarakat. Kenyataannya ketika ini terjadi, masyarakat Indonesia “SANGGUP” menghadapinya bahkan dapat dikatakan menikmatinya sebagai revolusi perubahan gaya hidup. Namun sadarkah kita, bahwa masa depan tidak berhenti di sini, bahwa ada masa depan setelah masa depan, dan kemudian muncul pertanyaan selanjutnya,” Apakah Indonesia sanggup menghadapi masa mendatang yang jauh lebih modern  dengan basis teknologi yang jauh lebih mudah di akses ?”, menanggapi pertanyaan tersebut dengan penuh rasa optimis saya yakin bahwa bangsa Indonesia beserta rakyatnya “SANGGUP”.

Setiap pernyataan pasti memiliki alasan. Alasan paling dasar yang membuat saya yakin akan kesanggupan Indonesia menghadapi masa mendatang yang jauh lebih modern adalah karena kita sebagai rakyat Indonesia sebenarnya sama – sama memiliki “kemauan dan harapan” yang tinggi untuk Indonesia yang jauh lebih baik, lebih modern, dan tidak kalah dalam  menghadapi perkembangan teknologi global. Berangkat dari niat yang besar tersebut saya yakin itu dapat menjadi modal dasar bangsa kita untuk mencapai target kemajuan.

Niat tanpa adanya tindakan, tentu tidak berarti apa apa, maka niat tersebut harus dilanjutkan dengan adanya visi dan misi yang jelas di bidang teknologi, kalau di pemerintahan bagian yang secara langsung menangani adalah Menteri Riset dan Teknologi. Namun tentunya ini bukan hanya tugas pemerintah, kita sebagai rakyat biasa juga harus bersinergi dengan pemerintah untuk kemajuan teknologi bangsa, minimal dengan mendukung segala hal yang dijadikan program kerja tahunan pemerintah, maksimal tentunya tidak terbatas, dapat dilakukan dengan praktek langsung kita dalam penciptaan dan pengembangan teknologi atau sekedar penggunaan teknologi yang benar dan tidak disalah gunakan.

Tidak dipungkiri Indonesia memang masih membutuhkan banyak perbaikan dalam aspek pengembangan teknologi, antara lain :

1.            Kurangnya perhatian terhadap para peneliti dan Professor di Indonesia
Banyak kita temukan Doktor  ataupun profesor di kampus- kampus ternama di Indonesia yang merasa kurang dihargai oleh bangsanya sendiri, gaji mereka tidak banyak, dan karya mereka kurang mendapat dukungan oleh pemerintah. Tidak adanya apresiasi pemerintah berbuntut tidak adanya pula apresiasi masyarakat terhadap teknologi dan para pakar teknologi. Padahal jika dilihat Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya manusia unggul dan juga sumber daya alam yang luar biasa, namun sayangnya hal ini tidak secara penuh disadari oleh pemerintah dengan cara menghargai dan mendanai segala proyek yang berpotensi demi kemajuan bangsa. Alhasil kini kita sudah ketinggalan jauh dengan bangsa lain yang sebenarnya memiliki kemampuan sama bahkan sebenarnya tidak lebih unggul dalam ketersediaan sumber daya manusia dan sumber daya alamnya.
Angin segar terasa meniup saya ketika saya membuka situs http://www.ristek.go.id , berikut saya kutipkan berita bahagia ini untuk pembaca sekalian :

"Pemerintah Akan Memberikan Dana Insentif Bagi Para Peneliti".
 “Pemerintah menyiapkan dana insentif untuk para peneliti sekitar Rp.100 miliar dan itu akan terbuka untuk berbagai peneliti di perguruan tinggi dan litbang”, ujar, Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata pada saat Talk Show Idea Mall “Pemberdayaan Potensi Bangsa dalam Pengembangan Teknologi Berbasis Industri dan Masyarakat”,Minggu, 7 Februari 2010 di Gedung Aula Barat ITB Bandung.
Walaupun jumlah Rp. 100 milyar sebenarnya belum merupakan jumlah yang cukup besar sebab dalam artikel di http://azrl.wordpress.com/2008/05/15/kebangkitan-teknologi , dikatakan bahwa kalau setidaknya negara maju mengalokasikan minimal 1% GDP untuk riset.  Maka Kalau GDP Indonesia USD 408 milyar, maka dana riset tahunan minimal $4 milyar, alias Rp 40 triliun, dan setidaknya Indonesia dapat belajar dari Negara maju mengenai pengalokasian dana yang mereka kerahkan untuk pendanaan dalam penelitian. Harapan saya semoga saja janji pemerintah tidak berhenti sampai di ucapan, namun juga direalisasikan secara nyata dan sesegera mungkin, dan pemerintah segera sadar bahwa ketika dana untuk riset diperbesar dan jumlahnya menjanjikan, maka ini akan  menimbulkan hasrat pemuda – pemudi Indonesia untuk berprofesi sebagai periset dan diharapkan akan semakin banyak putra – putri Indonesia yang mau menjadi Doktor dan kemudian melakukan penelitian guna Indonesia yang lebih baik.

2.            Mematenkan teknologi
Bentuk lain dalam penghargaan terhadap usaha rakyat Indonesia juga perlu direalisasikan dengan adanya pematenan akan produk teknologi yang telah dciptakan. Tentu kita sudah belajar banyak dari kasus pencurian budaya terhadap Negara kita, maka jangan sampai teknologi kita juga dicuri oleh pihak – pihak yang tidak bertaggungjawab. Jika penghargaan terhadap hak cipta sangat diperhatikan maka itu akan menanamkan kebanggaan kepada masyarakat untuk memulai kemandirian dengan mencintai produk buatan sendiri.Untuk mewujudkan itu, perlu komitmen pemerintah baik dalam hal kebijakan, insentif misalnya berupa kemudahan perizinan, pembebasan impor untuk peralatan yang belum bisa diproduksi Indonesia, dan tentunya kemudahan serta bantuan dalam mematenkan produk ciptaan bangsa sendiri di kancah Internasional. Tujuan utamanya adalah bukan hanya sekedar gengsi, namun untuk Indonesia yang jauh lebih baik, lebih makmur dan sejahtera.

Bukti bahwa Indonesia Mampu
Rakyat Indonesia sebenarnya adalah orang – orang yang memiliki kecerdasan tinggi dan kemampuan untuk bersaing di industri teknologi global, sebagian dari mereka sudah menunjukkan talentanya walaupun hasil karya yang mereka ciptakan belum se “booming” karya – karya ilmuwan Negara – Negara maju, namun hal ini patut dijadikan kebanggaan tersendiri dan motivasi kita untuk terus mencapai kemandirian dalam teknologi. Berikut adalah beberapa prestasi dan produk teknologi yang telah dicapai dan diciptakan oleh bangsa Indonesia, yang diwakili oleh orang – orang hebat di Negara kita :

1.      Dirgantara (perusahaan pesawat indonesia asli)
  1. Maspion (Perusahaan perkakas rumah tangga asli Indonesia)
  2. Pindan (Perusahaan senjata Indonesia)
  3. Telah ditemukan teknologi deteksi wajah buatan indonesia

  1. Peluncuran Radar pengawas pantai oleh LIPI
  2. Zyrex (Indonesian PC)
  3. Texmaco (pabrik terbesar di Asia Tenggara, pabrik mesin pembuat berbagai macam mesin hingga mesin truk dengan nama perkasa)
8.      PT.PAL (membuat kapal hingga korvet kapal perang)
  1. Unikom (Universitas Komputer Indonesia) berhasil merebut dua gelar juara pada Divisi Senior Beroda dan Senior Berkaki 2007 di KRCI. dan mampu menciptakan robot pemadam guna dilombakan di kompetisi robot dunia.
Kini,saya menjadi semakin yakin dan optimis bahwa Indonesia sanggup dan mampu menghadapi masa depan yang jauh lebih modern dengan teknologi yang jauh lebih mudah di akses. Tentunya hal ini dapat berjalan dengan efektif dengan adanya semangat yang terus menyala dari masyarakat dalam mengembangkan produk – produk teknologi asli buatan Indonesia serta menggunakan dan mencintai produk tersebut. Ditunjang dengan adanya dana penelitian yang mendukung dalam jumlah besar guna memungkinkan penelitian dilaksanakan sehingga memotivasi rakyat Indonesia untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Serta dilengkapi dengan adanya penghargaan terhadap kinerja para peneliti dalam bentuk kemudahan prosedural penelitian dan kemudahan pematenan produk teknologi tersebut di negeri sendiri dan di kancah Internasional.

Akhir kata, dengan semangat yang terus berkobar dan kepercayaan yang sangat tinggi terhadap bangsa yang kaya ini, mari bersama kita bertindak untuk perubahan dengan kobaran semangat demi kesejahteraan dan Indonesia yang jauh lebih baik !.

Penulis             : Elissa Kurnia Dini
http://udinmduro.wordpress.com/2009/08/20/inilah-teknologi-canggih-asli-buatan-indonesia/